Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA optimistis Pematangsiantar akan menjadi kota destinasi, bukan menjadi kota transit. dr Susanti berharap Pematangsiantar menjadi kota yang nyaman untuk dikunjungi.
Hal ini disampaikan dr Susanti saat menerima kunjungan lapangan Tim Penilai Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Tahun 2024, di Ruang Rapat Mini Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah (BP3D) Kota Pematangsiantar, Kamis (15/02/2024).
Dalam kesempatan tersebut, dr Susanti memaparkan beberapa destinasi wisata di Kota Pematangsiantar, mulai religi, kuliner, hingga heritage.
"Seperti kantor wali kota, itu merupakan peninggalan dari zaman Belanda, dibangun tahun 1906, jadi sudah 100 tahun lebih," tutur dr Susanti.
Ke depannya, kata dr Susanti, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2045, Kota Pematangsiantar mengusung visi Indah, Maju, dan Berkelanjutan.
"Tentunya ini menjadi harapan dan cita-cita Kota Pematangsiantar," sebut dr Susanti.
dr Susanti menambahkan, kegiatan saat ini merupakan tindak lanjut dari penilaian beberapa waktu lalu.
"Sehingga saya berharap apa yang menadi pertanyaan dapat dipadatkan lagi dengan kunjungan di lapangan nantinya. Kami juga berharap sejumlah masukan-masukan demi perkembangan Kota Pematangsiantar," tukas dr Susanti.
Sementara itu, Tim Penilai Independen Prof Dr Badaruddin MSi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas komitmen dr Susanti yang cukup serius dalam penilaian PPD Provinsi Sumut Tahun 2024.
"Di tengah kesibukannya, masih menyempatkan waktu. Ini mungkin bagian dari yang kami apresiasi. Terima kasih kepada Ibu Wali Kota," ujarnya.
Diterangkannya, kehadiran tim penilai bertujuan untuk melihat terkait pelayanan publik. Kira-kira apa yang bisa ditunjukkan oleh Pemko Pematangsiantar, termasuk soal inovasi.
Pada kesempatan ini, Ia juga mengapresiasi dari sekian banyak yang paparan saat penilaian Tahap II di Medan beberapa hari lalu, hanya Pemko Pematangsiantar yang memberikan data Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif.
"Karena kita tahu, Kota Pematangsiantar yang menjadi kota tertinggi di Sumut terkait Indeks Ekonomi Inklusif. Kami juga berkeinginan tahu bagaimana cara dan upaya Pemko Pematangsiantar dapat mencapai hal tersebut. Dan menjadi rujukan untuk Bappeda dan mereplikasi ke kota-kota dan kabupaten yang lainnya,” tandasnya.
Hadir pada kegiatan ini, Tim Penilai Utama Rumonda Siregar SS SE Ak, Tim Penilai Teknis Anton Sihaloho SSos MSi, Drs Andi Lazuardi, Muara Sakti Lubis ST MT, serta OPD Pemko Pematangsiantar. (*)